"Wahai Tuhan kami, karuniakanlah kepadaku dari sisi-Mu anak keturunan yang baik, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa." (Q.S.Imran [3]: 38)

Jumat, 09 Juli 2010

Pertanyaan-Pertanyaan Itu

"Memangnya ada ya yang homeschooling selain kami di lingkungan kami?"
Seakan-akan bila tidak ada yang melakukan hs di lingkungan berarti tidak bisa hs karena tidak ada teman. Sosialisasi sempit, hanya mencari yang homogen.

"Bagaimana dengan ijazahnya?"
Kan ada ujian kesetaraan, bukannya anak sekolah juga bila tidak lulus UAN akan ikut ujian kesetaraan.

"Bagaimana dengan standardisasinya?"
Setiap anak diberi kemampuan yang berbeda, unik. Dengan hs, aku bisa mengikuti percepatan anakku, seperti ketika belajar mengenai jam. Mungkin bila di sekolah waktu membahas mengenai jam sudah terjadwal, mengerti atau tidak anak muridnya, pelajaran harus segera diganti. Tapi karena anakku hs, aku bisa memberi waktu agar anakku paham berdasarkan kemampuan anakku, bisa cepat atau lambat.

"Bagaimana sosialisasinya?"
Anak-anakku bisa bergaul dengan bayi, anak seusianya, orang tua, tukang roti dan para pembantu sekali pun. Tak ada sekat dalam bergaul. Bisa berbincang dan bertanya dengan siapa saja. Ini adalah sosialisasi nyata.

"Ikut homeschooling apa?"
Tidak ikut, belajarnya sama ibunya, tidak panggil guru.

"Homeschooling pasti lebih mahal dari sekolah biasa ya?"
Tergantung. Yang jelas dengan hs, perhitungan keuangan untuk biaya pendidikan anak bisa diketahui dengan pasti dan melihat apakah kegiatan itu memang dibutuhkan anak atau tidak.

"Mau homeschooling sampai kapan?"
Sampai SMA. Semakin anak dewasa seharusnya anak sudah mandiri untuk belajar. Tak disuapi atau dituntun terus.

"Semua anaknya homeschooling?"
Ya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar