"Wahai Tuhan kami, karuniakanlah kepadaku dari sisi-Mu anak keturunan yang baik, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa." (Q.S.Imran [3]: 38)

Minggu, 09 Mei 2010

Berkebun


Berkebun adalah salah satu kegiatan yang aku masukkan dalam homeschooling kami.
Ketika aku pertama kali mempunyai ide menanam kacang hijau dan kacang tanah, anak-anak tampak antusias. Sengaja aku tanam dua buah kacang untuk melihat persamaan dan perbedaan kedua tanaman itu. Kacang-kacang itu pun ditaman di dua media yang berbeda, yaitu di tanah dan di atas tissu berair.
Anak pertama membuat bagan pertumbuhan tanaman, selama seminggu diamatinya tanaman tersebut dan disiraminya.
Setelah lebih dari seminggu, anak-anakku mulai tak peduli pada tanamannya. Akhirnya aku yang menyiram tanaman sampai kira-kira berumur tiga minggu, lalu aku berinisiatif memindahkan tanaman di media tissu ke tanah.
Aku meminta anak pertamaku mambantuku, tapi dia tampak tak bersemangat, walaupun mengerjakannya juga.
Setelah hari itu, hanya aku yang memperhatikan tanaman kacang itu.

Awalnya aku merasa telah gagal membuat anakku suka berkebun. Tapi sekarang aku merasa senang karena aku jadi tahu apa yang benar-benar disukai anak-anakku. Anak-anakku tak perlu terpaksa mengerjakan sesuatu yang tak disukainya, tak perlu merasa harus mengerjakan karena teman juga mengerjakan atau takut nilai jelek seperti ketika di sekolah dulu.
Aku ingat sewaktu di Jepang dulu, anak pertamaku mendapat menanam dan merawat bunga. Sebetulnya bila aku lihat anakku memang tak suka mengerjakannya tapi aku sering mengingatkannya untuk melakukan tugas sekolahnya itu.
Begitulah di sekolah karena semua telah masuk kurikulum, murid harus patuh mengikutinya, yang terkadang aku sebagai orang tua bila tidak benar-benar ingin mengetahui apa yang menjadi minat anak, bisa menganggap bahwa yang diajarkan di sekolah adalah perlu dan bahkan pernah aku berpikir salah bahwa anakku sangat menyukai kegiatan sekolahnya.
Seperti terhadap anak keduaku, aku berpikir anakku sangat bergembira dengan pesta olahraga yang diadakan tiap tahun di sekolahnya, apalagi anak keduaku sering bercerita menjadi nomor satu dalam lomba berlari. Di hari-hari terakhir menjelang hari pesta olahraga, anak keduaku tidak mau pergi sekolah, katanya bosan lomba lari terus. "Aku tidak ingin ikut pesta olahraga", ucapnya. Apalagi hari pesta olahraga bertepatan dengan jadwal berenang, yang merupakan kegiatan yang disukainya. Apa yang harus aku lakukan? Sebelum aku mengenal homeschooling, aku tentu akan merayu bahkan memaksa anakku untuk ikut pesta olahraga, alhamdulillah kali ini aku biarkan anakku dengan keputusannya.

Apakah berarti anakku hanya melakukan yang disukainya? Tentu tidak, waktu untuk mengerjakan sesuatu yang tidak disukainya sebatas hal yang perlu diketahuinya saja.