"Wahai Tuhan kami, karuniakanlah kepadaku dari sisi-Mu anak keturunan yang baik, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa." (Q.S.Imran [3]: 38)

Jumat, 16 April 2010

Menggunakan Kamus

Ceritanya ingin tetap berusaha mempertahankan bahasa Jepang anak-anak.
Karena saya bukan guru ahli dan karena saya juga masih belajar.

Yang saya lakukan selain mengajak berbicara bahasa Jepang, menambah kosakata anak dengan menyediakan medianya bisa internet dengan mendengar cerita online, game, musik. Bisa mengerjakan lembar kerja, lihat ini. Bisa juga dengan menyediakan buku.

Anak pertama tiap hari menulis huruf kanji, sedang anak kedua menulis hiragana.
Ketika sedang mengerjakan lembar kerja biasanya ada kata atau kalimat yang tidak dimengerti, karena itu harus menggunakan kamus baik berupa buku dan kamus online. Bagaimanapun penggunaan kamus sangat penting dan anak diupayakan untuk bisa menggunakannya sendiri.

Mulai Paham Tentang Waktu

"15 April 2010" Anak Pertama.


Ketika Ibu membuka buku matematika kelas 2 . Ibu terkejut dengan materi yang diberikan. Ada beberapa materi kelas 2 di Indonesia, tetapi ternyata di Jepang baru akan diajarkan di kelas 3.

Belajar tentang waktu terasa sangat sulit untuk anak pertama. Apalagi bila ada soal cerita dan ada perubahan jam ke menit, anak pertama tampak kewalahan. Karena masih ada kosakata yang belum dimengerti, sehingga selain belajar matematika, anak pertama juga belajar bahasa Indonesia.

Hampir tiap hari selama seminggu belajar tentang waktu, dengan proses belajar 30 menit.
Selain menggunakan buku di atas, anak pertama berlatih soal matematika online berbahasa Jepang. Untuk tentang waktu ada di bagian kelas 3.

Alhamdulillah sekarang sudah mulai mengerti.

Nasi Goreng

"5 April 2010" Anak pertama. Di dapur.


Hari Minggu tanggal 4 April sekitar pukul 4:00 pergi untuk melihat kegiatan karate untuk kemudian mendaftarkan anak pertama yang memang sudah ingin ikut sejak di Jepang dulu.

Sementara itu Ibu berbelanja di toko dekat tempat berlatih karate.

Karena kemalaman kita terpaksa makan malam di toko tersebut.

Hari itu anak-anak memilih menu yang belum pernah disukainya. Anak pertama memilih nasi goreng dan anak kedua memilih empek-empek.

Anak kedua tampak tidak menikmati menu yang dipilihnya, sementara anak pertama tampak menikmatinya.

"Enak ya nasi gorengnya", seru anak pertama.

"Iya ya, harganya lumayan mahal", seru ibu.

"Padahal kalau kita buat sendiri bisa dimakan berapa orang nasi gorengnya dengan harga segitu", seru ibu lagi.

"Kita bisa buat sendiri?", tanya anak pertama penasaran.

Karena sudah tahu anak pertama suka, ibu berinisiatif memasak nasi goreng untuk menu makan malam keesokan harinya. Anak pertama langsung senang.

Ketika Ibu akan membaut nasi goreng, anak pertama sudah siap dengan kertas dan pensil untuk mencatat bahan dan cara membuat nasi goreng.

"Ibu, enak nasi gorengnya", seru anak pertama sambil memakan nasi gorengnya.

"Ternyata mudah ya membuat nasi goreng. Aku ingin jual nasi goreng juga ah", seru anak pertama lagi.

Aku Bisa Bersepeda

"11 April 2010" Anak kedua.


"Ibu aku ingin bisa naik sepeda roda dua", seru anak kedua.

"Kalau begitu kita minta bapak melepas roda kecilnya nanti ya", seru ibu.

Hari pertama belajar, minta ditemani bapak. Ingin belajar terus, walau udara panas terik, dan bapak terpaksa menolak menemani karena tidak tahan kepanasan. Latihan pun terhenti.

Hari kedua bapak pergi ke kantor, terpaksa harus berlatih dengan ibu.
Tapi ibu harus menyelesaikan tugas di rumah dulu dan hari sudah cukup panas untuk bermain di luar, terpaksa hanya berlatih di halaman belakang.Ketika sore hari akan keluar berlatih hujan turun.

Hari ketiga sama dengan hari kedua, berlatih di halaman belakang.

Hari keempat pagi hari berlatih di halaman belakang, sore hari berlatih di luar rumah.

Hari kelima, siang hari berlatih di luar rumah pergi ke toko sayur, begitu juga sore harinya.

Hari keenam, karena udara cukup sejuk, pagi hari berlatih di luar rumah.

"Ibu, adik sudah bisa", seru anak pertama tiba-tiba.

Ibu langsung berhenti menyapu halaman.

"Wah iya sudah bisa, selamat ya", seru ibu.

"Kita ambil videonya, biar nanti diperlihatkan ke bapak", seru ibu lagi.


Di lain kesempatan anak kedua berkata,"Ibu aku berusaha terus untuk bisa bersepeda dan akhirnya aku bisa."

Setelah sempat merasa tidak bisa berkali-kali, tapi keinginan untuk bisa bersepeda dapat mengalahkan perasaan itu untuk terus berusaha berlatih akhirnya sekarang sudah benar-benar bisa bersepeda.

InsyaAllah semua bisa terjadi atas ijin-Nya.

Aku Tidak Suka Buku

"16 April 2010" Anak Kedua. Di ruang keluarga.


"Coba kita nyalakan komputer yang satunya lagi, supaya bisa bermain game yang disukai, bukan menjadi penonton kakak", seru ibu.

"Tidak aku ingin yang sama seperti kakak, tapi bermain sendiri", seru anak kedua.

"Baiklah, ayo kita buka", seru ibu.

Setelah menunggu beberapa lama halaman yang seperti kakak tak kunjung terbuka.

"Kita cari yang lain sambil menunggu ya, bagaimana kalau halaman membaca buku?", tanya ibu.

"Tidak-tidak aku tidak mau membaca buku, aku tidak suka buku, aku suka game", rengek anak kedua.

"Iya-iya ini halaman game juga kok", seru ibu.

"Oiya, aku mau", seru anak kedua.


Begitulah anak kedua walau sekarang tiap hari membaca buku sendiri karena sudah bisa membaca huruf hiragana dan kadang-kadang minta dibacakan buku, tetap bilang tidak suka buku.

Selang Penyemprot Mobil Bapak

"10 April 2010" Anak Pertama. Mencuci Mobil.


"Wah ada pelangi, itu lihat", teriak anak pertama dari luar rumah.

"Iya, iya pelangi", terdengar teriakan anak kedua dari luar rumah.

"Mana pelanginya?", tanya ibu penasaran.

"Oiya, ada pelanginya", seru ibu.

"Kok bisa ya ada pelangi di situ?", tanya ibu.

"Iya kan di semprot air", jawab anak pertama.

"Tapi kenapa pelanginya hanya ada di situ?", tanya ibu lagi.

"Iya airnya disemprotkan ke tempat yang ada sinar mataharinya", jawab anak pertama lagi.

"Memangnya apa yang terjadi?", tanya ibu lagi.

"Sinar mataharinya mengenai butir air, lalu terjadilah pelangi", jawab anak pertama lagi.


Akhirnya kesampaian juga melakukan percobaan membuat pelangi dengan selang penyemprot air dengan ujung seperti shower.