"Wahai Tuhan kami, karuniakanlah kepadaku dari sisi-Mu anak keturunan yang baik, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa." (Q.S.Imran [3]: 38)

Senin, 19 April 2010

Atlet Renang

Baru sekali anak-anakku mengikuti kursus renangnya.
Alhamdulillah mereka senang mengikutinya.

"Anak pertama Bapak sudah bagus berenangnya, saya jamin dalam waktu 2 bulan anak bapak bisa ikut kelas prestasi", ungkap pelatih renang.

"Kelas prestasi? Apa itu?", tanya bapak.

"Kelas untuk mempersiapkan anak menjadi atlet renang. Bayarnya juga lebih murah, walau setiap hari berlatih", ungkap pelatih renang lagi.

"Memangnya apa keuntungan jadi atlet renang?", tanya bapak.

"Wah, enak Pa, anak bapak bisa punya uang saku sendiri tiap bulan yang cukup besar, belum lagi kalau menang lomba, hadiahnya lumayan besar. Banyak uangnya dibanding pelatih", ungkap pelatih renang yang lain.

Menjadikan anak atlet renang, tak pernah terbayangkan oleh Bapak, karena alasan mengkursuskan anak berenang, pertama karena dalam Islam dianjurkan agar anak dilatih berenang, selain itu untuk kesehatan fisik anak.
Tapi terserah anaknya, siapa tahu mereka mau.

Atlet renang, profesi yang jarang dilirik orang, padahal atlet renang anak-anak saja bisa mendapatkan uang saku yang lumayan.
Kan sebenarnya enak ya jadi atlet renang, badan sehat juga dapat uang.
Menjadi atlet renang juga tak perlu ijazah sekolah.

Jadi rugi sekali kalau sekolah cuma cari ijazah untuk kerja alias cari uang.
Apalagi kalau harus menunggu lulus kuliah dulu baru bisa dapat uang, rugi.

Mulai sekarang harus dirubah niat sekolahnya dan mulai belajar untuk mandiri mendapatkan penghasilan.

Perasaan bisa mandiri, bisa membuat sesuatu yang berharga sendiri, menghasilkan uang sendiri sedari kecil, berpretasi bukan sekedar akademik, menurutku akan membuat anak tidak mudah meminta, tentu masih banyak faktor selain ini.
Dan tentunya menghasilkan uang bukan dari meminta-minta.


"Bukankah nabi Muhammad juga sudah belajar menjadi pengusaha sejak kecil? dan tentu belajarnya bukan di sekolah".

Cerita Nabi

"Bacakan terus dong Bu, aku ingin tahu".

"Malam ini Ibu bacakan cerita nabi Yusuf lagi ya".

Anak pertama memang sangat senang dibacakan arti dari bacaan Al- Qur`an yang telah dibacakan, apalagi bila itu cerita tentang nabi.
Sebenarnya bukan anak pertama saja, anak kedua juga senang, ketika tahu kakaknya akan dibacakan cerita, anak kedua langsung bilang, "aku juga ingin mendengarkan".


Menceritakan kisah dalam Al Qur`an sebagai salah satu cara agar anak mencintai Al- Qur`an seperti yang ditulis oleh Dr. Sa`ad Riyadh dalam bukunya "Langkah mudah menggairahkan anak hapal Al- Qur`an".
Buku kecil tapi padat isi yang cukup enak dibaca karena terasa sekali kalau penulis seorang yang tahu tentang pendidikan anak.
Dibahas tentang bagaimana cara mendidik anak dari 0 usia agar mencintai Al- Qur`an tahap demi tahap.
Bagian yang paling aku sukai dari buku ini adalah bagian "Bagaimana menjadikan anak mencintai Anda".

InsyaAllah bermanfaat sekali buku ini bagiku.